Rabu, 28 Maret 2012

puncak demo di makasar



TNI-Polri Jaga SPBU
Puncak Demo di Makassar Bakal Macet Lagi

Sejumlah aparat gabungan TNI Angkatan Darat dan Polri bersama-sama menjaga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan melakukan pengawalan distribusi BBM menjelang kenaikan harga 1 April mendatang. Penjagaan super ketat ini juga dilakukan agar distribusi BBM tidak sampai dicegat oleh massa yang menggelar aksi demo. "Sejak insiden pembakaran mobil saat unjuk rasa di depan kampus Unhas, TNI dan Polri langsung bersama-sama melakukan penjagaan dan pengawalan," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto.
Ia mengatakan, penjagaan setiap SPBU dilakukan oleh dua orang polisi dan tentara yang berpakaian dinas lapangan (PDL) lengkap. Namun jumlah itu bisa saja lebih karena pola pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dan TNI menggunakan pola terbuka dan tertutup atau yang berpakaian dinas lengkap serta berpakaian sipil.
"Semua langkah persuasif dan preventif juga sudah dilakukan dan langkah ini merupakan salah satu metode yang dilakukan agar tidak ada lagi yang dirugikan," katanya.
Menurutnya, langkah antisipasi yang dilakukannya khusus untuk distribusi bahan bakar minyak sebelum sampai ke SPBU yakni mengatur ulang jadwal pendistribusiannya agar tidak bertemu mahasiswa saat sedang berunjuk rasa.
"Kami tidak ingin bersentuhan langsung dengan adik-adik mahasiswa, karena itu aparat menggunakan metode dengan cara mengubah jadwal distribusinya. Jika hari-hari biasanya mulai didistribusikan pada pukul 09.00 WITA, sekarang dimajukan agar tidak bertemu dengan mahasiswa pengunjuk rasa," ujarnya. 
Penjagaan oleh aparat TNI-Polri dilakukan bukan hanya di SPBU, tapi di sejumlah titik yang dinilai rawan. Seperti SPBU di Jalan KS Tubun samping Kantor Brimob, SPBU Cendrawasih depan Asrama Mattoangin, SPBU Veteran Selatan, SPBU Ahmad Yani, SPBU Perintis Kemerdekaan, dan beberapa SPBU lain, termasuk Kantor Pertamina Wilayah VII Jalan Garuda.
Dari pantauan BKM di sejumlah SPBU, setiap SPBU terdapat empat anggota TNI mengawasi dari jarak sekitar 50 meter dari SPBU, kecuali kepolisian yang langsung berada dalam areal SPBU.
Kapolrestabes Makassar Kombes Erwin Triwanto mengemukakan, mengantisipasi aksi demo menjelang kenaikan harga BBM jajaran Polrestabes telah menurunkan anggota di lapangan bersama-sama dengan jajaran TNI.
Penjagaan juga terlihat di Jalan Somba Opu sebagai sentra penjualan emas di Kota Makassar. Kapolres Pelabuhan AKBP Audy AH Manus mengemukakan, di wilayah Polres Pelabuhan telah menurunkan personel guna mengawasi instalasi Pertamina sebagai tempat pengisihan BBM. "Setiap mobil keluar dari pengisian dikawal petugas sampai di SPBU terdekat," katanya.

DPRD Setuju Pelibatan TNI 
Sementara itu, Ketua DPRD Sulsel HM Roem tidak mempersoalkan pelibatan anggota TNI dalam mengantisipasi aksi penolakan rencana kenaikan BBM yang akan diterapkan pemerintah pada 1 April mendatang. "Dewan setuju pelibatan anggota TNI," ucap Roem, Senin (26/3).
Alasan Roem, karena ada indikasi tindakan anarkis dari dampak aksi itu. Selain itu, untuk membantu aparat kepolisian. Meski mendukung pelibatan personel TNI dalam penanganan aksi, Roem yang juga Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel ini telah menandatangani penolakan kenaikan BBM. "Berdasarkan rapat pimpinan, DPRD Sulsel sepakat menolak rencana kenaikan BBM. Kenaikan BBM sangat berpotensi menyengsarakan rakyat banyak, karena dampaknya dapat meluas seperti kenaikan kebutuhan pokok dan tarif dasar listrik, serta tarif angkutan," ucap kandidat Wakil
Gubernur Sulsel ini. 
Sedangkan Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin mengajak seluruh aparat keamanan yang bertugas di tengah demonstran yang menolak kenaikan kenaikan harga BBM untuk menciptakan kesejukan selama aksi demonstrasi berlangsung. “Eskalasi demonstrasi kemungkinan akan meningkat minggu ini. Untuk itu kami harap pola penanganan yang dilakukan oleh aparat yang bertugas di lapangan lebih persuasif dan lebih menyejukkan,“ ujar Ilham.
Dikatakan sejauh ini petugas keamanan telah memiliki pengalaman yang banyak dalam menghadapi aksi mahasiswa setiap menggelar demonstrasi.
Ilham juga berharap kepada mahasiswa untuk tetap melakukan gerakan yang rapi dan tidak mudah disusupi oleh pihak yang ingin memperkeruh suasana. 
“Adik-adik mahasiswa yang menggelar demo di jalan bukanlah musuh atau lawan, oleh karena itu pendekatannya haruslah sesejuk mungkin demi menghindari anarkisme yang kerap terjadi selama ini. Silakan mengeluarkan aspirasi tetapi jangan anarkis. Sementara keberadaan TNI hanya jaminan masyarakat agar tidak dihalangi mendapatkan pelayanan," jelas Ilham.
Sementara itu, Kabag Personalia Polwiltabes Makassar, AKP Mashura menjelaskan bahwa pihaknya saat ini telah mengerahkan Polisi Wanita (Polwan) untuk mengawal mahasiswa yang tengah berdemonstrasi di jalan. “Kami kedepankan Powan sebagai tim negosiator di lapangan “ ujarnya saat rapat koordinasi.
Dalam rapat kordinasi ini hadir Mayor M. Khozin, Pabandya Watpers Koopsau 2, Letkol Lutfi Adin, Danpolmal Lantamal 6, Ptl. Sekda Kota Makassar, Agar Jaya, Kasatpol PP Kota Makassar, Alham Arifin, serta Kabag Pemerintahan, Sabri.

Jalanan Macet
 Demo menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Makassar terjadi di sejumlah titik di Kota Makassar kemarin, di antaranya di flyover, di depan kampus Universitas 45, UNM, UMI, UIT, UIN, dan Unismuh. Kemacetan di sejumlah ruas jalan pun terjadi.
Kemarin, sedikitnya ada lima poros jalan utama yang sempat terganggu oleh aksi demo, yaitu Jalan Sultan Alauddin, AP Pettarani, Rappocini, Urip Sumohardjo, dan Perintis Kemerdekaan. Puncak aksi demo mahasiswa diperkirakan akan terjadi hari ini, Selasa (27/3). Jumlah massa yang akan turundalam aksi hari ini diperkirakan jauh lebih banyak dibanding demo-demo sebelumnya. Bahkan, hari ini sejumlah jalan di Kota Makassar kembali akan macet total. 
Aksi mahasiswa kemarin bukan hanya dijaga oleh aparat dari kepolisian, tapi juga dari TNI. Seperti terlihat saat aksi mahasiswa di flyover. Ratusan mahasiswa "tumplek" di flyover. Aksi mereka dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI.
Aksi demo juga digelar di sejumlah tempat. Mahasiswa dari Universitas Indonesia Timur (UIT) membakar replika keranda mayat yang bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menyandera mobil kontainer lalu dipalang di Jalan AP Pettarani, di samping SPBU Rappocini. Mahasiswa juga sempat membakar ban bekas. Mereka beranggapan, kenaikan harga BBM akan sangat mencekik rakyat.
Aksi ini membuat arus lalulintas di Jalan AP Pettarani terganggu. Sebagian pengendara baik dari arah Utara maupun Selatan terpaksa dialihkan ke jalan alternatif lainnya. Benruntung aksi tutup jalan oleh mahasiswa UIT tidak berlangsung lama. 
Sementara di depan Universitas Negeri Makassar (UNM) Jalan AP Pettarani, mahasiswa juga melakukan aksi bakar ban bekas dan menutup jalan. Aksi ini mengakibatkan ruas jalan di AP Pettarani lengang.
Aksi demo juga dilakukan mahasiswa di depan Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin. Sekitar 100 mahasiswa turun jalan. Kasat Lantas Polrestabes Makassar AKBP Muh Hidayat mengatakan, mahasiswa menutup jalan dengan memalang menggunakan dua mobil kontainer. Akibatnya, jalanan macet total, baik dari arah Kabupaten Gowa maupun dari Kota Makassar. Kendaraan yang menuju Gowa terpaksa dialihkan masuk di Jalan Talasalapang, sedang kendaraan truk yang akan ke Gowa dari arah Jalan AP Pettarani diarahkan lewat Hertasning Baru. "Kami sudah koordinasikan dengan Kasat Lantas Gowa agar truk itu bisa masuk," katanya. Selanjutnya, kendaraan dari arah Gowa menuju Makassar diarahkan masuk di Jalan Malengkeri. Dia meminta agar mahasiswa dalam melakukan aksi demo tidak menutup jalan. ''Kami dari lalulintas meminta kepada mahasiswa agar tidak menutup jalan, supaya arus lalulintas berjalan lancar dan tidak macet berjam-jam," tandas Kasat Lantas Polrestabes Makassar ini. 
Mahasiswa juga ada yang melakukan aksi demo ke Kantor Pertamina Jalan Garuda. Mereka membawa jerigen sebagai tanda penolakan kenaikan harga BBM. Aksi mereka mendapat pengawalan aparat kepolisian yang dipimpin Kapolsek Mariso Kompol Irene.
Aksi demo juga dilakukan mahasiswa di Jalan Perintis Kemerdekaan. Mahasiswa dari Badan Eksekutive Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas Islam Makassar (UIM) turun ke jalan. Akibatnya, arus lalulintas menjadi macet karena para demonstran membakar ban di jalan dan menghentikan empat mobil boks yang digunakan sebagai tempat beroperasi
daftar pustaka : http://www.beritakotamakassar.com/index.php?option=read&newsid=56453
Komentar saya : Rencana kenaikan harga BBM ini menimbulkan reaksi dari para mahasiswa yang melakukan unjuk rasa atau demo menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut. Demo yang dilakukan para mahasiswa ini berujung ricuh sehingga menimbulkan kemacetan di sebagian jalan. Untuk mengatasi kericuhan yang terjadi, aparat kepolisian yang dibantu dengan TNI berusaha mengatasi kericuhan tersebut.
Menurut saya, para mahasiswa boleh mengeluarkan aspirasinya namun sampaikan aspirasi tersebut dengan baik dan tidak anarkis agar tidak menimbulkan kerugian bagi para masyarakat sekitar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar